Jumat, 02 Juni 2017

6. TRANSLASI MATA UANG ASING

Suatu mata uang asing dapat berdeniominasi dalam satu mata uang, tetapi diukur atau dicatat dalam mata uang yang lain. Mata uang fungsional sebuah perusahaan diartikan sebagai mata uang lingkungan ekonomi yang utama di mana perusahaan beroperasi dan menghasilkan arus kas.

Perspektif Transaksi Tunggal
     Berdasarkan perspektif tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik yang sudah diseleaikan maupun yg belum diselesaikan) diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun- akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesaiannya merupakan suatu peristiwa tunggal.

Perspektif Dua Transaksi
     Berdasarkan perspektif dua transaksi, penagihan piutang dalam krona dianggap sebagai peristiwa terpisah dari penjualan yang menyebabkan timbulnya piutang tersebut.Dengan maksud mencapai keseragaman, FASB No. 52 mengharuskan penggunaan metode dua transaksi untuk mencatat transaksi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah selesai dan belum diselesaikan dimasukkan dalam penentuan laba. Pengecualain utama terhadap ketentuan ini terjadi apabila (1) penyesuaian nilai tukar berkaitan dengan transaksi antar perusahaan jangka panjang tertentu dan (2) transaksi tersebut dimaksudkan dan berfungsi efektif sebagai lindung nilai atas investasi (yaitu lindung nilai terhadap posisi aktiva/kewajban bersih operasi luar negeri) dan komitmen mata uang asing.

TRANSLASI MATA UANG ASING
     Metode translasi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis: metode yang menggunakan kurs translasi tunggal untuk menyajikan ulang saldo dalam mata uang asing  ke  dalam  nilai  ekuivalen  dalam  mata  uang  domestik  dan  metode yang menggunakan berbagai macam kurs

Metode Kurs Berganda
     Metode ini menggabungkan kurs nilai tukar historis dan kurs nlai tukar kini dalam proses translasi.

Metode Kini – Nonkini
     Dalam metode ini, aktiva dan kewajiban lancar anak perusahaan luar negeri ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancar ditranslasikan berdasarkan kurs historis.Pos- pos laporan laba rugi (kecuali beban depresiasi dan amortisasi) ditranslasikan sebesar kurs rata-rata yang berlaku dalam setipa bulan operasi atau berdasarkan rata-rata tertimbang selama keseluruhan periode pelaporan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan sebesar kurs historis yang tercatat saat aktiva tersebut diperoleh.

Metode Moneter – Nonmoneter
     Metode ini juga menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini.Pos-pos nonmoneter aktiva tetap, investasi jangka panjang dan persediaan investor ditranslasikan menggunakan kurs historis. Pos-pos laporan laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan yang dijelaskan untuk konsep kini-nonkini.

     Dalam metode ini melihat bahwa aktiva dan kewajiban menghadapi risiko mata uang asing karena pos-pos moneter akan diselesaikan dengan menggunakan uang tunai, penggunaan kurs kini untuk mentraslasikan pos-pos ini menghasilkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang mencerminkan nilai realisasinya atau penyelesaiannya. Metode ini juga bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat.

Metode Temporal
     Dengan metode ini, translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Pos-pos moneter seperti kas, piutang dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Pos-pos Pendekatan- pendekatan atas penyesuaian translasi berkisar dari penangguhan hingga tidak ada penangguhan, dengan pendekatan hibrid yang terletak diantara keduanya.

Penangguhan
     Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang lokal yang dihasilkan dari entitas asing.
     Beberapa pihak berpendapat bahwa penangguhan keuntungan atau kerugian translasi menutupi perilaku perubahan kurs nilai tukar; yaitu perubahan kurs merupakan fakta historis dan para pengguna laporan keuangan terlayani dengan baik jika pengaruh fluktuasi kurs nilai tukar diperhitungkan pada periode saat terjadinya. Sesuai dengan FAS No. 8 (par. 199), “Kurs Nilai tukar berfluktuasi; akuntansi harusnya tidak memberikan kesan bahwa kurs nilai tukar tetap stabil.”Penangguhan dan Amortisasi
     Pendekatan ini dapat dikritik menurut dasar teori dan praktik. Sebagi contoh, teori keuangan menyatakan bahwa keputusan anggaran modal atas investasi aktiva tetap merupakan hal terpisah dari keputusan mengenai bagaimana mendanainya. Menghubungkan kedua jenis keputusan tersebut lebuh terlihat sebagai alat untuk melakukan perataan laba. Menyesuaikan beban bunga dapat dicurai pula. Biaya peminjaman domestik tidak disesuaikan untuk mencerminkan perubahan dalam suku bungan pasar atau nilai wajar utang.

Penangguhan Parsial
     Pendekatan ini tidak memiliki kriteria eksplisit untuk menentukan kapan suatu keuntungan translasi direalisasi. Juga, sejumlah pihak mendukung penangguhan keuntungan translasi juga tidak dapat menentukan berapa banyak yang harus ditangguhkan. Pada masa lau, perusahaan mengurangkan keuntungan periode berjalan dengan kerugian pada masa lalu dan menangguhkan selisihnya. Hal ini menunjukkan bahwa keuntungan dan kerugian translasi bukanlah pos-pos dalam satu periode  saja,  dan  sebaliknya  akan  “terhapuskan”  dalam  jangka  panjang. Jika demikian, maka penangguhan akan menjadi suatu praktik yang dipertanyakan.

KESIMPULAN :
Tujuan translasi adalah untuk mengubah unit pengukuran laporan keuangananak perusahaan luar negeri sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterimasecara umum di negara asal induk perusahaan.Tidak ada translasi yang memadai jika dilakukan antara mata uang yangsangat tidak stabil dan sangat stabil, karena tidak akan menghasilkan informasi yang bermakna meski menggunakan metode yang manapun.Translasi tidak diperlukan jika laporan keuangan perusahaan independendikeluarkan diterbitkan benar-benar untuk tujuan pemberian informasi bagi para penduduk negara lain yang berada dalam tingkat perkembangan ekonomi yang dapatdibangdingkan dan memiliki situasi mata uang nasional yang dapat dibandingkan.

Referensi :
http://modul.mercubuana.ac.id/files/pbael/pbaelmercubuanaacid/Modul%20Backlink/Modul%20Ganjil%202011-2012/Fakultas%20Ekonomi/Akuntansi/Afrizon%20-%20Akuntansi%20Internasional/ModulAkuntansiInternasionalGJ112TM6.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar