Senin, 09 Desember 2013

TUGAS 9 PENGANTAR BISNIS

Break Event Point (Analisis Titik Impas)

Analisis BEP (Break Even Point)
Adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara biaya, volume penjualan dan profit.

Asumsi-asumsi:
1.      Analisis titik impas digunakan untuk analisis jangka pendek
2.      Biaya dikelompokkan menjadi 2:
            a.       Biaya tetap
            b.      Biaya variable : gambarannya apabila jumlah produksi berubah maka biaya juga berubah
            Misal : Tukang gorengan
            Biaya tetapnya : kuali, sendok, kompor, tabung gas
            Biaya variabelnya : minyak goring, tepung, gas, dll.
3.      Jumlah yang diproduksi = jumlah yang dijual
TC = AC x Q
TR = P x Q

TC    : Total Cost
TR     : Total Revenue
AC    : Average Cost
ATC  : Average Total Cost

4.      Harga jual per unit tetap
5.      Bauran penjualan tetap pada kasus multiproduk

 
  BEP       : 1. Berdasarkan jumlah barang yang diproduksi (unit)
                  2. Berdasarkan harga penjualannya (Rp)
 
1.      BEP (Q) atau BEP berdasarkan jumlah barang yang diproduksi (unit)
=  FC 
   P - V
Ket
FC                :Fixed Cost/biaya tetap
P                  :Harga
VC                :Variable Cost/biaya variable

Contoh :
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar  300.000. Biaya variabel per unit 40. Harga jual per unit 100. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!

BEP (Q)     =    FC   
                      P – V
                = 300.000
                     100 - 40
                = 5.000 unit
atau
P- V          = contribution margin = 100 – 40 = 60
BEP (Q)     =                  FC                    
                            Contribution margin
                 = 300.000
                        60
                 = 5.000 unit
2.      BEP (P) atau berdasarkan harga penjualannya (Rp)
=        FC     
     1 – TVC
             S
Ket
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q
Total Variable Cost (TVC) = VC x Q

Dari soal yang sama diatas:
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q  = 100 x 10.000 = 1.000.000
Total Variable Cost (TVC)        = VC x Q = 40 x 10.000 = 400.000

BEP (Rp)       =        FC       
                           1 – TVC
                               S
                 =    300.000   
                     1 – 400.000
                         1.000.000
                = 500.000

BEP (Q)    = BEP (Rp)
                          P
                   = 500.000
                          100
                   = 5.000

Contribution margin ratio                  = 1–  400.000  = 0,6      
   Atau contribution to fixed cost                  1.000.000

Setiap perubahan penjualan akan menyebabkan setiap perubahan terhadap fixed cost sebesar 0,6
atau 60%

*** Margin of Safety : angka yg menunjukkan jarak antara penjualan yang direncanakan atau budget sales dengan penjualan break even.
= penj. yg direncanakan – penj. Pada BEP x 100%
              Penj. yg direncanakan
= 1.000.000 – 500.000 x 100%
             1.000.000
= 50%

Efek Penambahan Faktor Terhadap BEP
A.     Harga jual
     1.      Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar  300.000. Biaya variabel per unit 40. Harga jual per
           unit naik dari 100 menjadi 160. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!
Jawab:
BEP (Q)             = 300.000 = 300.000
                               160 – 40       120
                              = 2.500 unit

BEP (Rp)           =    300.000     
                                1 –  400.000
                                     1.600.000
                           = 400.000
        Bila harga jual dinaikkan maka BEP-nya akan turun

    2.      Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar  300.000. Biaya variabel per unit 40. Harga jual per
          unit turun dari 100 menjadi 80. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!

Jawab:
BEP (Q)             = 300.000 = 300.000
                               80 – 40       40
                              = 7.500 unit

BEP (Rp)           =    300.000    
                                1 –  400.000
                                      800.000
                             = 600.000
B.      Biaya Tetap
  1.      Ada Ada tambahan biaya tetap Rp 100.000 (300.000 + 100.000)
Memperbesar kapasitas produksi dari 10.000 unit – 15.000 unit
Biaya variabel per unit 40.
Harga jual per unit 100 – 90. Berapa BEP nya?

Jawab:
BEP (Q)             = 400.000 = 400.000
                                 90 – 40           40
                             = 8.000 unit

BEP (Rp)           =    400.000    
                              1 –  600.000
                                  1.350.000
                            = 727.000
C.     Sales Mix
Contoh soal:
Perusahaan memproduksi lebih dari satu produk
Sales = TR = Total Revenue = P. Q

Keterangan
Produk
Total
A
B
Sales
200.000
200.000
400.000
Q/unit
20.000
8.000

VC
60% x 200.000 = 120.000
40% x 200.000 = 80.000
200.000
FC
40.000
80.000
120.000
TC = VC + FC
160.000
160.000
320.000
Laba = S – TC
40.000
40.000
80.000(untung)

Jawab:
Sales mix     = A : B = 200.000 : 200.000 = 1 : 1
Produk mix = A : B =    20.000 :    80.000 = 2,5 : 1



BEPtotal (Rp)        =     FC       
                           1 – TVC
                                  S
                =    120.000
                        1 –  200.000
                               400.000
                      = 120.000/0,5
                      = 240.000

Sales Produk A           = ½ x 240.000
                                 = 120.000
TR                               = P. Q                                  
                                 = P . 20.000
P                               = 120.000/20.000
                                 = 6

 Sales Produk B             = ½ x 240.000
                                    = 120.000
TR                                = P. Q                                  
                                    = P . 8.000
P                                = 120.000/8.000
                                  = 15
 
REFERENSI :
http://indraazzikra.blogspot.com/p/analisis-sensitivitas-dan-analisis.html 
http://retnarindayani.blogspot.com/2013/01/break-event-point-analisis-titik-impas.html
http://strategiusaha.com/menghitung-bep-dan-strategi-harga/

TUGAS 8 PENGANTAR BISNIS

MASALAH PERSEDIAAN BARANG



Persediaan adalah barang yang dimiliki  untuk dijual atau untuk diproses selanjutnya dijual. Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual).

Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca.
Dalam perhitungan Rugi/Laba nilai persediaan (awal & akhir) mempengaruhi besarnya Harga Pokok Penjualan (HPP).

HPP = PERSEDIAAN AWAL+PEMBELIAN BERSIH– PERSEDIAAN AKHIR

Untuk mencatat taransaksi-transaksi yang mempengaruhi nilai persediaan, terdapat 2 metode sebagai berikut :
1. Metode Pisik/Periodik (Periodik/Phisical Inventory System)
    Dalam metode ini pencatatan persediaan hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi melalui ayat jurnal penyesuaian. Transaksi yang mempengaruhi persediaan, dicatat masing-masing dalam perkiraan tersendiri sebagai berikut: Pembelian , Retur pembelian , Penjualan dan Retur penjualan.

PERIODE AWAL
Perobahan persediaan   (Harga Pokok)
999,999.99

Persediaan

999,999.99

PEMBELIAN
Pembelian (Harga Pokok)
999,999.99

Ppn
999,999.99

Utang / Kas

999,999.99
  
PENJUALAN
Piutang/ Kas /Bank
999,999.99

Penjualan

999,999.99
Ppn

999,999.99

AKHIR PERIODE
Persediaan
999,999.99

Perubahan Persediaan (Harga Pokok)

999,999.99

    Untuk mendapatkan nilai persediaan secara periodik dilakukan perhitungan fisik (Stock Opname). Metode ini sudah mulai ditinggalkan karena secara jelas tidak mendukung integrasi system dimana, sepanjang peridode akuntansi berjalan tidak tersedia data mengenai  posisi persediaan. Hal ini menyebabkan data bagian akuntansi kurang mendukung operasional. Laporan neraca  dan rugilaba tidak akan dapat dibuat sebelum nilai persediaan diketahui.

2. Metode Perpetual  (Continual Inventory System)
Dalam metode ini pencatatan persediaan dilakukan setiap terjadi transaksi yang mempengaruhi persediaan. Saldo perkiraan persediaan akan menunjukan saldo persediaan yang sebenarnya. Dengan demikian pada saat penyusunan laporan keuangan tidak diperlukan ayat jurnal penyesuaian.
Pencatatan transaksi kedalam perkiraan persediaan, adalah berdasarkan harga pokok produksi, baik transaksi pembelian maupun penjualan. Metode ini akan menampilkan dapat menyediakan laporan neraca setiap saat baik untuk di print_out maupun secara visual.

A.       WAKTU PEMBELIAN
Persediaan
999,999.99

Ppn
999,999.99

Utang/Kas/Bank

999,999.99

B.       WAKTU DISTRIBUSI (PEMAKAIAN)     
Persediaan barng dalam proses
999,999.99

Pesediaan bahan baku

999,999.99
  
C.      PENERIMAAN HASIL PRODUKSI
Persediaan barang Jadi
999,999.99

Persediaan Dalam Proses

999,999.99

PENJUALAN
1.       Harga Jual
Piutang/Kas/Bank
999,999.99

Penjualan

999,999.99
Ppn

999,999.99

2.       Harga Pokok
Harga Pokok Penjualan
999,999.99

Persediaan Barang yang dijual

999,999.99

PENYESSUAIAN AKHIR
1.       JIKA SALDO SEMENTARA <  STOCK OPNAME
Koreksi persediaan/Barang dalam proses
999,999.99

Koreksi pemakaian bahan

999,999.99

2.       JIKA SALDO SEMENTARA > STOCK OPNAME
Koreksi pemakaian Bahan
999,999.99

Persediaan/Barang dalam prosess

999,999.99

      Walaupun system perpetual menyediakan data persediaan secara terus menerus namun tetap diperlukan perhitungan fisik yang berfugnsi untuk mencocokan  fisik dengan catatan buku.

Penilaian Persediaan
Masalah-masalah yang timbul dalam penilaian persediaan dalam satu periode adalah :
-       Menetapkan jumlah dan nilai persediaan yang sudah terjual / sudah menjadi biaya.
-       Menentukan jumlah dan nilai persediaan yang belum terjual (yang harus dilaporkan dineraca)

Harga Pokok (Cost) dalam persediaan adalah semua pengeluaran-pengeluaran langsung/tidak langsung yang timbul untuk perolehan penyiapan dan penempatan agar persediaan tersebut dapat dijual.
Terdapat beberapa biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan persediaan antara lain harga beli, biaya-biaya pembelian, ongkos angkut, pajak, asuransi, pergudangan dan lain-lain, namun  harga pokok barang biasanya hanya terdiri dari harga beli ditambah ongkos angkut sedangkan biaya-biaya lain dicatat sebagai biaya dalam perkiraan tersendiri untuk periode yang bersangkutan.


REFERENSI :
http://zulidamel.wordpress.com/2008/01/02/persediaan/