Minggu, 30 Maret 2014

TUGAS 1 SOFTSKILL SEMESTER2



SEJARAH PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN INDONESIA


SEJARAH PERKEMBANGAN
1950-1959           : SISTEM EKONOMI LIBERAL (MASA DEMOKRASI)
1959-1966           : SISTEM EKONOMI ETATISME
                           (MASA DEMOKRASI TERPIMPIN)
1966-1988           : SISTEM EKONOMI PANCASILA
                           (DEMOKRASI EKONOMI)
1998-SEKARANG  : SISTEM EKONOMI PANCASILA (DEMOKRASI
                           EKONOMI) YANG DALAM PRAKTEKNYA CENDERUNG LIBERAL.

Dalam suatu negara, proses dinamika pembangunan ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal (domestik) dan eksternal (global). Yang termasuk ke dalam faktor internal meliputi  kondisi fisik (iklim), lokasi geografi, jumlah dan kualitas SDA, SDM yang dimiliki, dan kondisi awal perekonomian. Sedangkan faktor eksternal meliputi perkembangan teknologi, kondisi perekonomian dan politik dunia, serta keamanan global.
Sejak berdirinya negara RI, sudah banyak tokoh-tokoh negara pada saat itu yang telah merumuskan bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik secara individu maupun diskusi kelompok. Seperti Bung Hatta sendiri, semasa hidupnya mencetuskan ide, bahwa dasar perekonomian Indonesia yang sesuai cita-cita tolong menolong adalah koperasi namun bukan berarti semua kegiatan ekonomi harus dilakukan secara koperasi, pemaksaan terhadap bentuk ini justru telah melanggar dasar ekonomi koperasi.
Dalam perekonomian Indonesia tidak mengijinkan adanya :
1.Free fight liberalism, yaitu adanya suatu kebebasan usaha
    yang tidak terkendali.
2.Etatisme, yaitu keikutsetaan pemerintah yang terlalu dominan.
3.Monopoli,suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada
   satu kelompok tertentu.

PENGERTIAN SISTEM EKONOMI INDONESIA
Disetiap Negara atau bangsa biasanya memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan perekonomiannya dengan cara yang berbeda beda. Cara suatu negara atau bangsa dalam mengatur atau menjalankan kehidupan perekonomiannya untuk mencapai kemakmuran disebut dengan sistem ekonomi. Dan biasanya sistem perekonomian Negara dipengaruhi oleh faktor sifat dan jati diri bangsa, falsafah hidup bangsa, bahkan struktur ekonominya. Oleh karena itu, perekonomian disetiap Negara selalu berbeda beda dengan tujuan yang dicapai seperti:
a.       Kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
b.       Menstabilkan ekonomi.
c.       Pertumbuhan ekonomi.
d.       Pendistribusi pendapatan merata keseluruhannya.

Jadi, yang membedakan satu Negara dengan Negara yang lain dari falsafah hidup dan jati diri bangsa yang biasanya menjadi ciri khusus bangsa.

MACAM – MACAM SISTEM EKONOMI
Secara umum sistem ekonomi dapat dibagi menjadi 4 macam sistem, yaitu Sistem Ekonomi Liberal (Kapitalis), Sistem Ekonomi Tradisional, Sistem Ekonomi Etatisme (Terpusat), dan Sistem Ekonomi Campuran.

A. Sistem Ekonomi Liberal (Kapitalis)
Sistem ekonomi liberal yang disebut juga dengan sistem ekonomi pasar, adalah sistem perekonomiannya diatur oleh kekuatan pasar (yang dikendalikan oleh interaksi antara penjual dan pembeli) yang memberi kebebasan individu dalam segala bidang perekonomian dan tanpa campur tangan dari pemerintah dan mereka juga bebas untuk bersaing untuk mencapai tujuan. Pemerintah disini hanya bertugas untuk melindungi, mengawasi, menjaga dan memberi fasilitas yang baik untuk setiap individu yang menjalankan haknya. Jadi, fungsi pemerintah hanya sebagai pelengkap saja.

Ciri-ciri Sistem Ekonomi Liberal, yaitu:
a. Peranan pemerintahhannya itu dibatasi.
b.  Peranan modal disini sangat penting.
c.  Menerapkan sistem persaingan yang bebas.
d.  Motifnya mencari laba pada kepentingan sendiri.
e.  Setiap individu itu bebas memiliki barang dan alat-alat produksi.

B. Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi tradisional, yaitu sistem perekonomian yang masih sangat terikat dengan menggunakan tradisi turun menurun yang berlaku dalam suatu masyarakat yang telah menjadi budaya setempat. Biasanya sistem perekonomian ini banyak dilakukan di daerah-daerah terpencil yang jauh dari perkotaan dan biasanya juga hasil produksi yang mereka dapatkan masih bersifat homogen serta belum mengenal tukar menukar secara kredit.

Ciri-ciri Sistem Ekonomi Tradisional, yaitu:
a.  Alat produksi yang digunakan masih sangat sederhana.
b.  Masih sangat bergantung pada alam.
c.  Belum mengenal tukar menukar secara kredit.
d.  Masyarakatnya juga masih terikat dengan tradisi budaya.

C. Sistem Ekonomi Etatisme (Terpusat)
Sistem ekonomi etatisme yang disebut juga dengan sistem ekonomi sosialis adalah sistem perekonomian yang dimana seluruh sumber daya dan pengolahan kegiatan ekonominya dikuasai dan dikendalikan oleh Negara/pemerintah dan kemungkinan hampir pihak individu maupun swasta tidak memiliki kesempatan untuk melakukan kegiatan ekonomi. Karena itu kegiatan ekonominya seluruhnya dipegang oleh Negara. Dan dengan tujuan bukan untuk mengejar laba sebesar-besarnya melainkan untuk memenuhi kebutuhan bersama.

Ciri-ciri Sistem Ekonomi Etatisme, yaitu:
a.  Hak milik individunya tidak diakui.
b.  Kegiatan perekonomiannya diatur dan dikuasai oleh Negara.
c.  Semua alat dan sumber produksinya dikuasai oleh Negara.

D.  Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran adalah sistem perekonomian yang mengkombinasikan sistem-sistem ekonomi yang ada khususnya mengambil dari segi positif dari sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi terpusat. Dalam sistem ekonomi campuran pemerintah itu bekerja sama dengan pihak swasta agar dapat menjalankan kegiatan perekonomiannya dengan lancar. Namun tetap pemerintah juga tidak lepas tangan begitu saja dalam sistem ini. Selain itu, pemerintah juga dapat menfokuskan perhatiaanya untuk mengajukan sector-sektor usaha menengah dan kecil.

Ciri-ciri Sistem Ekonomi Campuran, yaitu:
a.  Pemerintah bekerja sama dengan pihak swasta.
b.  Hak milik individu secara nyata diakui.
c.  Pemerintah juga ikut aktif dalam kegiatan ekonomi.

Oleh karena itu tidak sedikit Negara dalam pengaturah perekonomiannya menganut sistem ekonomi campuran.

Jadi perbedaan macam-macam sistem perekonomian di Indonesia, yaitu:
a. Sistem Ekonomi Liberal:  lebih rentan terhadap krisis ekonomi tetapi produksi yang dibuat berdasarkan atas kebutuhan masyarakat.
b. Sistem Ekonomi Tradisional: lebih sering menggunakan hal/alat-alat yang masih sangat sederhana dan belum menguasai teknologi maka hasil kualitasnya masih rendah tetapi hubungan kekeluargaannya sangat kuat.
c. Sistem Ekonomi Etatisme: kemajuan ekonominya lebih lambat dibandingkan dengan sistem ekonomi yang lain.
d. Sistem Ekonomi Campuran:  lebih mengutamakan pihak swasta dibandingkan dengan pihak dalam.

PERKEMBANGAN KONDISI EKONOMI
-   Perkembangan Sistem Ekonomi Sebelum Orde Baru
Semenjak berdirinya Indonesia, sudah banyak tokoh-tokohnegara pada saat itu telah merumuskan bentuk perekonomian yang tepat bagi bangsa Indonesia, baik secara individu maupun dalam diskusi kelompok.
Meskipun pada perkembangan awal perekonomian Indonesia menganut sistem ekonomi pancasila. Ekonomi demokrasi dan mungkin ‘campuran’ namun bukan berarti sistem perokonomian libelaris dan etatisme tidak pernah terjadi di Indonesia. Awal tahun 1950-an sampai dengan tahun 1957-an merupakan bukti sejarah adanya corak libelaris dalam perekonomian Indonesia. Demikian juga dengan sistem etatisme, pernah juga mewarnai corak perekonomian di tahun 1960-an sampai masa orde baru.

-   Perkembangan Sistem Ekonomi Setelah Orde Baru
Iklim kebangsaan setelah orde baru menunjukkan suatu kondisi yang sangat mendukung untuk memulai dilaksanakannya sistem ekonomi yang sesunguhnya sesungguhnya diinginkan rakyat Indonesia . Setelah melalui masa–masa penuh tantangan pada periode 1945 – 1965, semua tokoh negara yang duduk dalam pemerintahan sebagai wakil rakyat sepakat untuk kembali menempatkan sistem ekonomi kita pada nilai–nilai yang telah tersirat dalam UUD 1945.
Dengan demikian sistem demokrasi ekonomi dan sistem ekonomi Pancasila kembali satu–satunya acuan bagi pelaksanaan semua kegiatan ekonomi selanjutnya. Awal orde baru di warnai dengan masa–masa rehabilitas, perbaikan, hampir diseluruh sektor kehidupan, tidak terkecuali sektor ekonomi.



REFERENSI :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar